Oase Pengetahuan untuk menghilangkan dahaga spiritual para pencari "Kebenaran".

Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

Murka Jibril

12:26 AM Posted by Almin Jawad Moerteza No comments

Ruh kudus diselimuti angkara murka
kala Nabi suci dihinakan penduduk Tha’if
padahal Tuhan tak bekalkan amarah padanya

bagaimana mungkin hamba menahan diri
melihat si jahil nistakan Kekasih Tuhan
meski Rasul tak restui tindakan Jibril
tapi cintanya membuat Rasul tersenyum bahagia

maka engkau yang menisbahkan diri cinta Nabi
jangan pandang amarah sebagai laku bathil
karena murka adalan ekspresi cinta
yang akan mengundang tawa Nabi


Di Teras Cinta-Mu

11:03 PM Posted by Almin Jawad Moerteza No comments
Di Teras Cinta Tuhan

Di teras Cinta-Mu
aku masih setia sebagai budak-Mu
meski pintu tak Kau buka
kuyakinkan, hatiku semakin suka
sebab setiap kulantunkan syair
Kau jawab mesra dari balik tabir
dan malaikat pun bersaksi mengucap takbir

Di teras Cinta-Mu
izinkan aku memainkan seruling Daud sang perkasa
biarkan melodinya runtuhkan Jalut si penguasa
seperti damai tenangkan jiwa yang sedang kalut
atau mengusir sepi yang membuat rapuh dan takut

Di teras Cinta-Mu
takdirkan aku untuk warisi kapak Ibrahim
kan kupenggal kepala berhala sejak dari rahim
hingga tak ada lagi tuan selain Cinta
karena Engkau hanya patut disembah dengan Cinta

Di teras Cinta-Mu
bantu aku tegakkan tongkat Musa
supaya akalku berubah bak ular berbisa
melumat cacing-cacing hati yang punya bisa
selama hayat, selagi aku bisa
beri aku karunia untuk alirkan kasih Isa
lewat Muhammad yang mengajarkan sujud bertilam kemanusiaan

Di teras cinta-Mu
tak peduli seberapa lama aku berdiri
mengharapkan kemurahan-Mu
karena Zakaria telah melakukannya
dan Engkau membisikkan rahasia cinta untuknya

Di teras Cinta-Mu
tak peduli pada seruan suraga dan neraka-Mu
bukankah Rabi’ah telah lama memusnahkannya
maka tak ada lagi alasan untuk meyembah-Mu
kecuali semata-mata karena Cinta

Makassar, 05 November 2010

Aku Merasakan Dia Berbisik

3:48 PM Posted by Almin Jawad Moerteza No comments
Trance Mystical Sufi Dance


di  hamparan selimut kabut malam
ku menari manja bagai Rumi
mengobati jiwa yang sedang kelam
yang lama tertimbun tumpukkan jerami

aku merasakan Dia berbisik
pada setiap jiwa yang terusik:
“Bakar dirimu dengan api Cinta
biarkan debunya menjadi tinta
dan dengannya tuliskan huruf abadi
karena fadilahnya yang lestari
kan mengubah hati yang lagi sendu
menjadi tempat sesakkan rindu”

seperti guruku telah berkata:
“Tidak terukir huruf dalam hati selain alif*
mana mungkin kusebut huruf taklif
sedang dia hanya membisikkan itu saja
hingga jiwaku bersahaja”.

dalam kerinduan penuh asmara
aku merasakan Dia berbisik mesra:
“Kusimpan Cintamu dalam hati,
dengan begitu, kasihmu tak bisa mati”

kulantunkan puisi di depan Kekasih
iramanya dengungkan terima kasih:
“Gelora cintaku pada Paduka,
telah padamkan semua api duka
hingga ke mana pun kuhadapkan wajahku
di situ wajah-Mu”**



Makassar, 18 Oktober 2010
________________________________
*Puisi goresan Imam Khomeini
**Quran, Al-Baqaarah [2]:115

Negeri Orang Munafik

8:05 PM Posted by Almin Jawad Moerteza No comments

Telah dinubatkan oleh Nabi sebelumnya
Bahwa umat akan terpecah dalam banyak golongan
Masing-masing golongan merasa bangga
Mirip Iblis yang membangkang sujud kerena bangga

Sudah sampaikah kepadamu berita orang-orang munafik?
Mereka itulah yang berjubah agama tapi berbuat aniaya
Menegaskan yang batil dan yang hak tapi berlaku zalim
Membaca firman Tuhan tapi mempercayai desas-desus
Mengaku sebagai rahmat tapi menebarkan teror
Di negeri orang munafik
Banyak orang mengaku paling benar
pendapatnya merupakan firman Tuhan
Yang tak sependapat dianggap sesat
Sebab selain mereka, semua jelmaan setan

Di negeri orang munafik
Sorban dan pedang berselingkuh bermandikan darah
Preman dan orang beriman menyatu dalam amarah
Kafirkan apa saja yang tidak menyenangkan hati
Sebab perbedaan bukanlah hukum yang disepakati

Di negeri orang munafik
Semua orang berubah jadi barbar yang fasik
Membunuh atas nama Tuhan menjadi kebiasaan
Menjarah hak orang tanpa rasa risih dan penyesalan
Apa lagi hanya sekedar membuka aib saudara seiman

Padahal Tuhan dalam kitab yang mereka baca telah ingatkan
Janganlah kebencianmu pada suatu kaum membuatmu tidak belaku adil
menghilangkan satu nyawa manusia bukan karena dia membunuh
atau berbuat kerusakan di muka bumi
maka sama dengan membunuh manusia seluruhnya

Maka bila orang munafik menggelar pesta penyesatan
Jangan ingatkan firmat Tuhan dalam kitab suci
Atau memberi nasehat bijak dengan diskusi
Bagi orang kalap, ayat-ayat Tuhan hanya membuat jadi gagap
Apa pun yang kau katakan, tidak seorang pun akan tanggap

Maka bila orang munafik telah berulah
Tebaslah tangan mereka dengan pedang keadilan
bila tak mampu dengan pedang keadilan, libaslah dengan lidah kebenaran
bila tak mampu dengan lidah kebenaran, sentuhlah dengan suara hati kemanusiaan
tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan.



Makassar, 2 Maret 2001
__________________________________________
(Catatan) Puisi ini mungkin pernah dimuat disalah satu media massa.

Cinta Tak Boleh Terlihat

2:37 AM Posted by Almin Jawad Moerteza No comments
Cinta sembunyi-sembunyi.


Pengejekku menyangka Engkau menggilakanku
kukakatakan, Cinta-Mu memang menyesakkan
tapi tidak memilukkanku
karena hatiku yang tersibukkan
memilih nama-Mu menjadi zikirku

kukabarkan dengan terbuka
bagiku hijab telah Engkau buka
kata-Mu lebih baik tersembunyi
karena Cinta butuh sunyi

Engkau kekasih nan Abadi
kututup mulutku dengan rapat
agar tak seorang pun dapat
karena Engkau yang pribadi

Hakikat cinta tak boleh terlihat
jika membukanya melahirkan muslihat
maka dalam diam Kita memilih duka
padahal Kita saling suka

di jiwa, Cinta sudah menjadi penyakit akut
tapi kita tak boleh takut
karena Cinta adalah racun penawar
mengubah peminumnya menjadi mawar

Pecinta tak harus takut pada kemalangan
meski telah banyak kehilangan
kukatakan, hidup bukan tetapan takdir
hidup berarti memilih takdir

sayatan Cinta memang megiris perih
tapi deritanya akan segera pulih
karena Cinta adalah obat
hingga penderitanya tak perlu tobat



Makassar, 5 Oktober 2010
=================================
Aku tidak melantunkan Puisi agar orang menyanyikannya dan mengulang-ulangnya, akan tetapi agar kau meletakkan puisi ini di telapak kakimu dan terbang bersamanya. Puisi adalah tangga pendakian menuju Cinta. Jangan engkau pikul tangga itu di pundakmu sambil berjalan dari satu kota ke kota lain.



Engkau Memang Berarti

2:30 AM Posted by Almin Jawad Moerteza No comments

Bukannya aku pasrah karena lelah,
atau merengkuh cintamu dengan tangan sebelah

Merapi,
biarkan kumengantarmu dengan sujud yang rapi
tidak untuk mereka mengerti,
tapi karena engkau memang berarti
bagi hidup yang serba kesan
di dalam kemasan yang tanpa pesan
bagi maut yang ditakuti
oleh abdi yang tak ingin mati

engkau memang berarti
bagi siapa saja yang ingin mengerti
lewat sosokmu, Tuhan sampaikan pesan yang benar
karena itu jalan kembali yang benar
bagi mereka yang berpikir benar*




Makassar 27 Oktober 2010
Voice of Mbah Maridjan
________________________________________
*QS. Ar-Ruum (30):41.