Oase Pengetahuan untuk menghilangkan dahaga spiritual para pencari "Kebenaran".

Darwis dan Seekor Burung Beo

11:27 PM Posted by Almin Jawad Moerteza No comments

Alkisah, seorang darwis penjual minyak wangi baru saja membeli seekor burung Beo. Beo itu pandai berbicara menirukan bahasa manusia. Ia membantu mempromosikan minyak wangi jualan tuannya. Dalam sekejap, minyak wangi yang dijualnya laris.

Suatu hari, sang darwis meninggalkan toko dagangannya untuk suatu keperluan. Merasa ditinggal tuannya, burung Beo seperti memperoleh kebebasan. Ia terbang kesana kemari hinggap di atas botol minyak wangi. Botol-botol itu pun jatuh ke lantai pecah tercerai berai.

Ketika darwis itu pulang, ia tercengang. Minyak wangi kesayangannya telah membanjiri lantai tokonya. Melihat perilaku burung Beonya, ia naik pitam. Dengan rasa kesal, ia gunduli kepala burung Beo itu.

Merasa diperlakukan tidak adil, Beo itu memilih protes dengan diam seribu bahasa. Aksi Beo itu membuat tuannya -sang Darwis- merasa kesepian. Dia merindukan kembali kicauan burung Beo itu.

Akhirnya, sang Darwis mendatangkan tabib dari berbagai penjuru semesta. Tapi, tak ada seorang pun dari mereka yang dapat mengembalikan kicauannya. Sang Darwis mulai putus asa. Sampai suatu hari, seorang botak lewat di depan tokonya. Beo itu bangkit dengan sayap yang dikepak-kepakkan sambil berkata, "Hai botak, berapa botol minyak wangi yang kau tumpahkan?".

Kepada Beo, orang Botak itu berkata, "Tebu dan bambu serumpun, tapi tebu menghasilkan gula sedangkan bambu hanya kosong melompong.

Tawon dan lebah makan dari tempat yang sama. Tapi yang satu menghasilkan madu sedang yang lain hanya punya sengatan yang mematikan.

Nabi dan kita adalah manusia. Tapi Nabi makan dan keluar cahaya Ahad, sedangkan yang lain makan dan keluar cahaya dengki dan hasad".

Dengarkan nasehat Rumi: Jangan karena ada ayat (Quran) yang mengatakan, "Qul, ana basharu mislukum -Katakan (Muhammad), aku manusia biasa sepertimu". Kamu mengira bahwa antara kamu dan Nabi ada kesamaan. Sungguh tidak, karena antara kamu dan Nabi ada jarak ribuan tahun cahaya.

Janganlah menjadi burung Beo, yang mengira bahwa semua botak itu sama: karena menjatuhkan botol minyak wangi.

__Sumber: Rumi, Jalaluddin. Matsnawi__

0 comments:

Post a Comment